Ku Pelarian Mu ?
Karya : Nurani Aisiyah Tanjung
Kulihat wajahmu yang bersinar polos
Tampilan gayamu sungguh berbudi
Jejak lelakimu sungguh sejati
Jujur kupercaya bahwa kau pria idaman hati
Kau yakinkan ku dengan seribu ucapan suka
Kau mudahkan mengatakan cinta
Kau samakan satu kata berbeda makna
Yang tertafsir dihati besarku
Bahwa kau mencintaiku
Jiwaku rasa bangkit,ragaku takkan goyah
Ku ambil kesempatan yang kau tawarkan
Tak pandang asli atau bajakan
Karena diriku sudah tertipu
Oleh ribuan kata cinta mu
Kujalani hubungan bersamamu
Suka sedih selalu menghantu dalam mimpiku
Layar perantara yang berbiaya,Terus kuisi
Mengganti rindu dari sesak nafas dihati
Kupanggil sosokmu, kupatahkan prasangka buruku
Kusetiakan hubungan denganmu
Kuhabiskan diriku hanya untukmu
Kuhilangkan keras kepalaku
Kubiarkan api marahmu membakar diriku
Yang selalu kupadamkan dengan kesabaran
Semua ini kulakukan
Agar hubungan kita tetap berjalan
Kian waktu terus berganti
Putaran jarum jam takan kembali
Akhirnya aku yang terkhianati
Jauh memandangmu, dekat dihati
Terkulai tak berdaya dalam mimpi yang tak pasti
Lemah jiwaku, karena ku seorang wanita yang tertipu.
 |
Puisi Cinta Pelarian Karya Nurani Aisiyah Tanjung |
Inginku berontak menyesali nasipku
Takdir terasa, malu terbuang hampa
Dimana ku menjaja muka
Muka yang sudah dibanjir oleh asa
Hati pula sudah hancur, direbus beriak hinaan
kau keberikan,tanpa kau rasakan
nilai kepercayaan ku semakin rendah
karena kutahu bahwa diriku
hanya pelarian untukmu
kau orang jahat setelah ku melihat dari dua mataku
kau hanya manfaatkan diriku
kemudian kau buang muka denganku
yang dikatakan pepatah meng-arti
habis manis sepah kau buang
jika aku hanya hiburan untukmu
kenapa tidak kau tunjukan saja
seberapa kekayaanmu
kenapa tidak kau langkahkan kaki elitmu
di tempat khusus wanita penghibur
tapi setelah ini kutahu
bahwa kau orang yang miskin
miskin harta, dan miskin hati
kau jadikan ku sebagai korban
kau bunuh aku tanpa pisau
kau sakiti aku sebagai bentuk penganiayaan
terhadap cintamu yang gagal
kuharap kau tahu......
ku bukan tandinganmu
dimana hatimu,yang sebisanya menyakitiku
sedang aku tak pernah menyakitimu
sampai sekarang........
aku hanya ingin menunggu karmamu
yang lebih takjim membakar tubuh kekarmu.