Istana Tempat Berpijak
Oleh : Devi Ardiyanti, Paguyangan, Brebes.
Jiwa-jiwa bergelora memamah aksara
menganyam makna di setiap hurufnya
menyiratkan rona-rona senja di kornea
bumi tercinta enggan tertampar benalu
siapa jua penjaga angkasa raya
apa dia perusak budaya-budaya
siapa jua penjaga alam semesta
apa dia perusak norma-norma
bila rasa tak tergugah selera
masih ada sela-sela mencinta
lestarikan cakrawala penuh pesona
tangkas berantas kabut kelam
bagaimana bisa kuperdebatkan persemayamanku
sedang aku bertahan di bawah jendela langit
berpijak pada istana Sang Kuasa
menyusuri rotasi waktu bergulir
bertadah memindai keagungan Illahi
ujung poros memainkan perannya
tak kenal henti meski di terpa sumbunya
sang matahari temani ruang pagi hari
bianglala pun ikut berpijar keindahan
lalu apa yang diperdebatkan pada persemayamanku?
beribu isu menggetarkan mulut bumi
mengeluarkan lahar-lahar kehancuran
menimbun segala kebenaran manusia
membumihanguskan keelokan jagad raya.
 |
Puisi Alam Istana Tempat Berpijak Karya Devi Ardiyanti |
tanah yang kini kupijakkan
bagaikan pelataran berdebu
menyutradarai aktivitas ragaku
tapi tak mengelak keadaan
yang perlu semua orang tahu
merindu bukan hanya milik perindu
mencinta bukan hanya milik pencita
dan menjaga bukan hanya milik penjaga
Taraban, 5 April 2017